Iklan Saya Klik

Wednesday, March 18, 2015

Arya Jipang, apa kesamaannya Dengan Datuk Merpati Jepang


Arya Jipang, yupe Arya Jipang. Saya menulis kisah ini karena ada seorang temen yang bertanya tentang nama saya di facebook, yaitu Arya Jipang. Baiklah aku ceritakan Arya Jipang itu siapa, yaitu sebuah kesatria yang di buat menjadi tokoh antagonis oleh penguasa waktu itu, itu setidaknya menurut saya, nanti silahkan menilai sendiri di akhir cerita.
Arya, Aria atau Harya berarti sama menurut orang Jawa, yaitu kesatria tanah jawa (setidaknya itulah yang dikatakan bapakku ketika aku bertanya tentang arti namaku, -red). Sedangkan Jipang itu bukan pelesetan dari Jepang sebuah negara di Asia, Jipang adalah sebuah kota di dekat Cepu, naik motor sekitar 30 sampai 60 menit dari Cepu. Sekarang Jipang adalah sebuah desa kecil, sepi, tidak ada yang menarik di sana, kecuali terdapat jejak-jejak bersejarah di sana, misalnya kuburan santri pitu (santri tujuh). Di Jipang, dahulu kala mengalir sebuah sungai kecil (kalau menurut saya itu sebuah parit untuk mengaliri air ke sawah-sawah) bernama Bengawan Sore (bengawan = sungai, red) yang saat ini sudah tidak terlihat bekasnya karena sudah kering. Mungkin bagi sebagian penduduk Jawa Tengah sudah bisa menebak siapakah Arya Jipang melalui penjelasan singkat di atas. Baiklah kita mulai riwayatnya.
Dahulu kala ada sebuah kerajaan di tanah jawa, Sultan tersebut mempunyai beberapa anak, dan mempunyai putera mahkota. Sang putera mahkota namanya hingga sekarang terukir di buku-buku sejarah SD (setidaknya buku sejarah SD pada jaman saya, -red), karena beliau pernah memimpin penyerbuan terhadap portugis di Malaka. Sayang, sebelum sempat menggantikan Sang Sultan, Sang putera Mahkota wafat (wafatnya bukan karena gugur ketika menyerang portugis, -red). Kemudian setelah Sang Sultan wafat, terjadi gara-gara (baca : goror-goro = kekacauan, -red) di dalam istana, Suramiyata sang adik Putera mahkota merasa berhak menjadi Sultan karena dia adalah putera kedua setelah Sang Putera Mahkota. Tetapi, sang adik, sebut saja ST juga ingin menjadi Sultan. Maka ST melakukan kudeta, Suramiyata terdesak dan beliau keluar istana dengan membawa seorang putera yang masih bayi dan berada di gendongannya. Sesampai di sebuah sungai, posisi Suramiyata semakin terjepit, dan beliau pun gugur di sungai tersebut oleh SP, anak ST. Karena kematian beliau di tepi sungai, maka beliau di beri julukan, Panembahan Sekar Seda Lepen (Bunga Yang Gugur di Sungai).
Karena sang bapak gugur, maka bayi yang berada di gendongannya hanyut terbawa arus sungai, dan ditemukan oleh salah seorang wali songo, sebut saja SK. Bayi inilah yang ketika besar disebut Arya Jipang. Dan ketika sang waktu terus berlalu, ST pun wafat sehingga digantikan oleh SP.
Sebuah episode dari konflik berdarah segera terjadi ketika Arya Jipang beranjak dewasa, ketika Arya Jipang bukan lagi sebuah bayi yang belum mengerti akan sebuah sejarah masa silam, sehingga Arya Jipang bertekad untuk menuntut balas atas kematian ayahnya. Hutang nyawa harus dibalas nyawa, untuk menuntaskan hutang yang belum dilunasi oleh SP, lalu Arya Jipang mengirim utusan untuk membunuh SP, lalu lunaslah hutang-piutang antara SP dengan Arya Jipang dengan ditandai tewasnya SP. Akan tetapi, permasalahan tidak selesai sampai disitu saja, karena konflik ini meluas dengan memakan korban seorang menantu ST, yaitu Pangeran Hadiri. Hutang nyawa pun harus dibalas nyawa juga, Istri pangeran Hadiri tidak terima, lalu dia bertapa telanjang di dalam goa di sebuah bukit. Dia juga membuat Sayembara yang berisi, siapa yang dapat membunuh Arya Jipang, maka akan mewarisi tahta Kesultanan Demak. Seorang kesatria muncul, yang tidak lain adalah adik iparnya yang bernama JK (bukan Jusuf KallaXP -red), dia bersedia menerima misi untuk membunuh Arya Jipang. Kebingungan mulai muncul, siapakah pemimpin perang yang bisa dan mampu untuk memimpin prajurit Demak untuk menghancurkan kekuatan musuh di Jipang, dan akhirnya JK membuat pengumuman untuk mencari pemimpin perang tersebut, yaitu bahwa siapa yang bisa membunuh Arya Jipang, akan diberi sebuah bumi perdikan (kalau sekarang bisa dinamakan daerah otonom, -red). Dan kemudian seorang prajuritnya bersedia meneria titah tersebut, dia adalah Ki Ageng Pemanahan. Berdasarkan nasehat dari adik seperguruannya yang bernama Ki Juru Mertani, maka diusulkanlah Mas Ngabehi Loring Pasar untuk memimpin Prajurit Demak ke arah timur. Akan tetapi misi ini hampir tidak mungkin bisa sukses, bagaimana mungkin seorang anak muda yang masih hijau mampu mengalahkan seorang kesatria besar seperti Arya Jipang?
Seperti kita ketahui, untuk mengetahui peta kekuatan musuh, maka dibutuhkan intelejen, maka ditengah konflik itu, pihak kesultanan mengutus tujuh orang intelejen untuk menyamar menjadi santri ke Jipang. Akan tetapi na’asnya tujuh orang tersebut ketahuan dan di beri hukuman mati dan dkuburkan di Jipang, dan begitulah peperangan, tidak ada kehormatan dalam sebuah peperangan.
Mengetahui intelejennya gagal, JK melakukan misi diplomatik dengan pergi mendatangi Arya Jipang. Mengetahui akan datangnya JK, SK melihat ada kesempatan untuk mengalahkan Demak dengan cara membunuh JK. Lalu SK merajah (memberi mantra, -red) sebuah kursi yang diproyeksikan akan diduduki JK, dan ketika JK menduduki kursi tersebut diharapkan segala kesaktian JK akan hilang. Akan tetapi, JK bukanlah bayi kemarin sore, dia tahu apa yang sedang direncanakan SK, maka dengan sedikit memanas-manasi dia menantang Arya Jipang untuk menduduki kursi tersebut . Karena Arya Jipang mudah terpancing emosi, maka dia menduduki kursi tersebut, dan musnah lah segala kesaktiannya.
SK kecewa melihat Arya Jipang yang mudah emosi, sehingga rencanya berantakan. Setelah kehilangan kesaktiannya, maka untuk mengembalikan kekuatan Arya Jipang, Arya jipang berpuasa 40 hari tanpa makan dan minum. Pada titik ini terdapat dua versi cerita, ada yang mengatakan Arya Jipang salah hitung, sehingga baru 39 hari Arya Jipang sudah mengadakan pesta, sehingga puasanya batal dan hanya lapar-dahaga yang diperolehXP. Tetapi versi lain mengatakan bahwa Arya Jipang telah menggenapi 40 hari, sehingga beliau memperoleh kembali kekutannya.
Kemudian hari berlalu, Setelah kesultanan memiliki kesatria yang akan digunakan untuk menaklukkan Arya Jipang, yaitu Mas Ngabei Loring Pasar. Maka kesultanan mengirim sebuah surat tantangan kepada Jipang, tetapi sadisnya untuk mempermalukan Arya Jipang, pihak kesultanan mendatangi seorang pencari rumput di kadipaten Jipang. Mereka memotong salah satu kuping pencari rumput tersebut, dan meletakkan surat di kuping yang lainnya. Melihat hal tersebut, Arya Jipang merasa dihinakan, dia menerima tantangan tersebut. Kemudian kedua belah pihak mulai menyusun tak-tik peperangan, SK meminta Arya Jipang bertahan di daerahnya, Arya jipang harus bertahan di tepi sungai bengawan sore dan membiarkan Prajurit Demak melintasinya, karena Sungai tersebut akan di rajah, sehingga barang siapa yang melewati sungai tersebut, segala kesaktiannya akan hilang.
Prajurit Kesultanan bergerak ke arah Kadipaten Jipang dengan dipimpin seorang pemuda yang gagah berani, Mas Ngabei Loring Pasar dengan membawa sebah tombak, bernama Tombak Kyai Plered, tidak asing bukan namanya?. Mas Ngabei Loring Pasar awalnya agak gentar juga menghadapi Arya Jipang yang jauh lebih matang dari dirinya. Akan tetapi, karena pihak kesultanan mempunyai seorang Ki Juru Mertani, seorang bijaksana yang ahli stategi perang, maka Mas Ngabei Loring Pasar pun menerima misi yang berat tersebut. Mengetahui bahwa Arya Jipang bukanlah tandingan Mas Ngebei Loring pasar muda, Ki Juru Mertani pun mempunyai strategi kusus untuk menghadapi Arya Jipang.
Sebagai informasi, di jamannya Arya Jipang adalah sebuah kesatria yang sudah punya nama besar, beliau memiliki sebuah keris pusaka, yaitu Kyai Setan Kober, dan kuda jantan hitam kesayangannya, Gagak Rimang. Maka berdasarkan usul dari Ki Juru Mertani, Mas Ngabei loring Pasar di beri kuda betina putih untuk di gunakan selama bertempur, dan diberi pesan agar tidak menyeberangi Bengawan Sore.
Singkat cerita, Laju pasukan kavaleri Mas Ngabei Loring Pasar terhenti di tepi bengwan sore, di sisi lain sungai tersebut sudah digelar pasukan Arya Jipang. Pertempuran pun akan segera terjadi, dan membiarkan Bengawan sore menjadi saksi bisu sejarah ini, sebuah sejarah yang tidak pernah tertulis dibuku sejarah SD, SMP, maupun SMA. Suasana di bengwan sore hari itu cukup ramai, sebuah ibu kota kadipaten kecil yang biasanya sepi kini menjadi ramai, di penuhi oleh kesatria-kesatria Jawa untuk beradu kesaktian.
Arya Jipang dengan menunggangi Gagak Rimang dan berbekal Setan Kober memimpin di garis depan prajuritnya, beliau dihujani beribu-ribu anak panah dari kesatria-kesatria Kesultanan, akan tetapi panah-panah tersebut tidak pernah mau untuk melukai Arya Jipang. Arya Jipang mulai diatas angin, dia berteriak-teriak menantang kesatria-kesatria Kesultanan untuk datang menghadapinya. Disaat itulah muncul sosok anak muda Mas Ngabei Loring Pasar dari balik kerumunan kesatria-kesatria Kesultanan.
Mas Ngabei Loring Pasar dengan agak gentar dan membawa sebuah pusaka tombak kyai Pleret, berjalan dengan menunggangi kuda putih betinanya ke tepi sungai, sebuah langkah perlahan tapi pasti. Melihat seorang pemuda dengan kuda betinanya menghampiri dari seberang sungai. Gagak Rimang, sang kuda, menjadi birahi, kuda tersebut langsung jatuh cinta pada pandangan pertama kepada kuda lawannya. Arya Jipang jadi kebingungan, dia tidak dapat mngentrol kuda kesayangannya, dan berlarilah Gagak Rimang menyeberangi sungai dengan membawa Arya Jipang diatasnya.
Dengan seketika ilmu kesaktian Arya Jipang hilang, sesampainya di hadapannya, Mas Ngabei Loring Pasar segera menancapkan tombak kyai pleret ke perut Arya Jipang. Usus Arya Jipang segera terburai. Berdasarkan kebiasaan kesatria jawa, ketika perang, jarik yang dikenakan akan diselempangkan ke warangka (wadah, -red) keris untuk memudahkan pergerakan, begitu pula usus Arya Jipang yang terburai, usus-usunya di selempangkan ke warangka Setan Kobernya. Mas Ngabei Loring Pasar mulai gentar ketika melihat usus musuhnya sudah teburai tapi belum mati, dan kini jarak tempur mereka sudah pendek, bisa saja nyawanya melayang dengan sekali tebasan dari Arya Jipang. Ketika jarak pertempuran sudah pendek, Arya Jipang mengeluarkan Setan Kober dari warangkanya, dan….
Gugurlah Arya Jipang di tepi sungai ketika mengeluarkan kerisnya, usus-usunya terpotong oleh kerisnya sendiri ketika hendak di cabut. Dan gugur lah beliau di Sungai, seperti bapaknya yang gugur di tepi sungai.
Itu lah sekelumit sebuah kisah yang sudah banyak di belokkan.Sebuah Kesultanan yang baru merintis dinastinya hancur karena pertikaian internal keluarga, sebuah Kesultanan Demak Bintara, yang didirikan oleh Babah Patah (Raden Fattah), dan mempunyai putera mahkota Pati Unus atau lebih terkenal dengan istilah Pangeran Sabrang Lor (Secara bahasa, Pengeran Pati adalah Putera mahkota, Sabrang adalah Menyeberang, Lor adalah Utara. Dia dijuluki seperti karena memimpin penyerbuan ke Malaka yang mana utara pulau jawa, -red). Pati Unus mempunyai adik, yaitu Sultan Trenggono (ST) dan Suramiyata. Sunan Trenggono mempunyai anak Sunan Prawoto (SP) yang dibunuh utusan Arya Jipang, Ratu Kali Nyamat, dan seorang Puteri yang di peristri Mas Krebet alias Jaka Tingkir (JK) alias Sultan Hadiwijaya. Ratu Kalinyamat punya suami yang bernama Pangeran Hadiri yang juga terbunuh, dan kemudian dia bertapa telanjang.
Sedangkan Suramiyata alias Panembahan Sekar Seda Lepen mempunyai anak yang hanyut ketika beliau wafat di Sungai, dan anak tersebut ditemukan oleh Sunan Kudus (SK) di tepi sungai, maka dia diberi nama Arya Penangsang (Penangsang = tersangkut, -red). Karena Arya Penangsang adalah seorang kesatria dari Jipang, maka dia disebut Arya Jipang. Ironisnya Arya Jipang terbunuh oleh kerisnya sendiri ketika bertempur melawan Danang Sutawijaya yang merupakan anak Ki Ageng Pemanahan. Dia di beri gelar Mas Ngebei Loring Pasar karena dia seorang kesatria serba bisa (Ngabehi) dan rumahnya berada di Utara pasar (Loring Pasar, Lor = utara, -red), dan kemudiana kita kenal sebagai Panembahan Senapati Ing Alaga (Senapati = panglima perang, Ing = di, Alaga = peperangan, -red), jadi berarti Pemimpin yang Merupakan Panglima perang di peperangan.
Setelah mengalahkan Arya Jipang (Arya Penangsang), Jaka Tingkir mewarisi kesultanan Demak, dan namanya di ganti menjadi Kesultanan Pajang, karena ibu kotanya di pindah ke daerah Pajang, sekarang dekat solo. Kemudian Jaka Tingkir memenuhi janjinya kepada Ki Ageng Pemanaham untuk memberikan sebidang tanah perdikan, yaitu Bumi Mentaok atau Alas Mentaok (alas = hutan, -red). Alas Mentaok terletak di Yogyakarya, atau sekarang terkenal dengan nama kota gedhe.
Begitulah akhir cerita ini, Anda dapat menyimpulkan sendiri, paling tidak persepsi terhadap Arya Jipang bisa berubah, karena Arya Jipang di daerah sekitar Blora dianggap sebagai pahlawan.
Sumber : Cerita sebelum tidur ketika aku masih kecil oleh Bapakku dan Almarhumah Ibuku.

No comments:

Post a Comment